Jumat, 25 Juni 2010

TEORI ANNE ROE TENTANG KEPRIBADIAN DAN PERILAKU OKUPASIONAL

TEORI ANNE ROE TENTANG KEPRIBADIAN
DAN PERILAKU OKUPASIONAL
A. Sekilas tentang Bimbingan karir
1. Definisi
Definisi dari The National Guidance Association, diadopsi dari Super (1951),
adalah “proses membantu seseorang mengembangkan menerima gambaran diri yang
terintegrasi dan adekuat dan peranannya dalam dunia kerja, mengetes konsepnya dalam
realitas, dengan kepuasan bagi dirinya dan keuntungan bagi masyarakat” (Sears, 1982).
Definisi ini menjelaskan bahwa pandangan tentang bimbingan karir akhir-akhir ini
berorientasi konsep diri dan terutama terfokus pada pengenalan diri dan penerimaan diri,
dan ini dapat dikaitkan dengan alternatif-alternatif okupasional dan pendidikan yang
tersedia bagi individu yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan perspektif
perkembangan yang menerima pandangan tahap perkembangan kehidupan (life span
developmental view) bimbingan karir.
2. Pentingnya bimbingan dan konseling karir
Awalnya bimbingan dan konseling karir difokuskan pada remaja dan dilaksanakan
di sekolah. Ini dilakukan dengan asumsi bahwa banyak masalah-masalah tentang
okupasional yang dialami orang setelah mereka lulus dari sekolah lanjutan, dan sebagian
besar orang-orang tersebut bukanlah pelanggan konseling karir. Sampai ada seorang ahli
Sidney P. Marland yang mengatakan bahwa reformasi lengkap terhadap sekolah lanjutan
yang dipandang sebagai unsur utama dalam mempersiapkan kehidupan secara
menyeluruh, tidak dapat dicapai sebelum pendidikan umum menyetujui dimasukkannya
perkembangan karir dewasa ini dalam suatu lingkungan pendidikan menengah yang
komprehensif.
Namun akhir-akhir ini lebih meluas pada spektrum total dari populasi, termasuk
murid-murid sekolah dasar, pensiunan, wanita, kelompok minoritas, dan orang cacat.
Pekerjaan yang sesuai dapat sangat positif bagi keseluruhan pengalaman individu. Maka
pilihan dan perencanaan yang lebih baik akan membantu orang-orang menemukan jenis
pekerjaan yang memungkinkannya memainkan peranan-peranan yang lebih disukai dalam
hidupnya.
Sulitnya dilakukan prediksi bukan hanya karena kecenderungan-kecenderungan
pekerjaan yang bervariasi, tapi juga karena banyaknya okupasi baru yang timbul dan
banyak pula okupasi yang hilang. Meningkatnya kompleksitas dunia kerja dan berlipat
gandanya pilihan-pilihan membuat Toffler (1970 : 264) menggambarkan bahwa masalah
yang terjadi adalah terlalu banyaknya pilihan.
Published by http://psikologi.or.id
2
B. Rangkuman teori Pilihan Vokasional by Ann Roe
Ann Roe adalah seorang guru besar di University of Arizona. Salah satu teori
yang dihasilkan oleh Ann Roe adalah tentang pilihan jabatan yang akan coba kita bahas
berikut ini.
Menurut Osipow, teori Osipow memiliki tiga komponen penting, yaitu :
1. Penggunaan konsep kanalisasi energi psikis dan bahwa pengalaman – pengalaman
pada masa anak- anak awal mungkin berhubungan dengan pilihan vokasional.
2. Teori hirarki kebutuhan Maslow.
3. Pengaruh genetik terhadap keputusan- keputusan vokasional.
Secara umum teori Roe sendiri memiliki dua taraf, yaitu:
1. Latar belakang genetik setiap individu mendasari kemampuan dan minat- minat
yang pada gilirannya berhubungan dengan pilihan vokasional.
tiap individu dalam menggunakan enegi psikisnya tidak sepenuhnya berada dalam
kontrolnya yang pada akhirnya secara genetik berpengaruh dalam perkembangan
kemampuan- kemampuan individu. Jika dihubungkan dengan energi psikis dalam
waktu yang sama berkembang pula keunggulan – keunggulan kebutuhan.
faktor – faktor genetik dan hirarki- hirarki kebutuhan secara bersama- sama
mempengaruhi pilihan vokasional.
2. Perkembangan pola- pola dan kekuatan- kekuatan kebutuhan pokok yang
dipengaruhi oleh pengalaman masa kanak- kanak. Berkaitan dengan ini muncul 3
proporsi khusus :
a. Kebutuhan-kebutuhan yang terpuaskan secara rutin tidak menjadi
motivator yang tidak disadari.
b. Kebutuhan-kebutuhan untuk jenjang yang lebih tinggi (ex: kebutuhan
aktualisasi diri) akan tidak muncul sama sekali jika jarang terpuaskan.
Sebaliknya kebutuhan yang berada pada jenjang yang lebih rendah justru
akan menjaadi motivator dominan jika jarang terpuaskan.
c. Kebutuhan- kebutuhan yang terpuaskan setelah tertunda agak lama akan
menjadi motivator yang tidak disadari pada situasi tertentu.
Roe adalah teoritikus yang memberi perhatian pada praktek mengasuh anak, cara
orang tua berinteraksi dengan anak, struktur kebutuhan yang dihasilkan, dan orientasi
yang mendekat dan menjauh dari orang- orang. Kesemuanya ini kemudian membuat Roe
membagi berbagai jenis pekerjaan menjadi 8 bidang pekerjaan yang mana setiap bidang
memiliki 6 taraf atau tingkat bagi pelaksananya, yaitu:
Tk Jasa
(I)
Kontak
Usaha
Organisasi Teknologi Alam Ilmu Kultur Seni
dan
hiburan
Professional
&
Published by http://psikologi.or.id
3
Manajerial I
Professional
dan
managerialII
Semi
professional
Skilled
Semi skilled
Tidak
terampil
Ann Roe berpendapat bahwa iklim rumah tangga memiliki pengaruh signifikan
terhadap pilihan karir. Pada tahun 1957 Roe mengembangkan teorinya dengan proporsiproporsi
sebagai berikut :
1. Perangkat- perangkat bawaan genetik membatasi perkembangan potensial semua
sifat. Tetapi kekhususan kontrol genetik serta tingkat dan sifat limitasi tersebut
berbeda bagi berbagai ciri.
2. Taraf- taraf dan jalur perkembangan sifat yang dibawa sejak lahir tidak hanya
dipengaruhi pengalaman unik individu tetapi juga oleh semua aspek latar belakang
kultural dan kondisi sosioekonomik keluarga.
3. Pola perkembangan variabel-variabel kepribadian terutama ditentukan oleh
pengalaman individu terhadap jurusan- jurusan khusus yang menjadi saluran
perhatian individu. Jurusan khusus ini pada instansi yang pertama ditentukan oleh
pemolaan kepuasan dan frustasi sejak awal. Sedangakan cara- cara dan taraf-taraf
pemuasan kebutuhan menentukan kebutuhan mana yang akan jadi motivator
terkuat, dengan kemungkinan :
kebutuhan yang rutin terpuaskan = tidak akan jadi motivator yang tidak disadari
kebutuhan dengan jenjang lebih tinggi, jarang terpuaskan = hilang, tidak menjadi
motivator, sedangkan jika berada pada taraf yang lebih rendah dan jarang
terpuaskan = jadi motivator dominan yang bersifat membatasi munculnya
kebutuhan yang lebih tinggi.
kebutuhan yang pemuasannya tertunda = jadi motivator yang tidak disadari.
4. Pola- pola energi psikis, dipandang dari segi keterarahan perhatian , merupakan
determinan pokok dari minat- minat.
5. Intensitas kebuthan ini dan pemuasannya dan organisasinya merupakan
determinan pokok dari taraf motivasi yang mencapai ekspresinya dan
pemuasannya.
Roe mengkonsentrasikan penelitiannya pada proposisi 3a, dengan teori bahwa
berbagai kualitas interaksi awal orang tua-anak akan menghasilkan perkembangan
berbagai minat-minat dan melalui itu, berbagai pilihan okupasional (Roe, 1972:71-73).
Kualitas-kualitas interaksi (Tolbert, 1980:61; Roe&Siegelman, 1964: 7-8) yang
dimaksudkan adalah sebagai berikut:
Published by http://psikologi.or.id

Kamis, 24 Juni 2010

Penerapan TQM di Sekolah dan Perguruan Tinggi (2)

Penerapan TQM di Sekolah dan Perguruan Tinggi (2)

Di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi, penetapan kualitas produk dan kualitas proses untuk mewujudkannya, merupakan bagian yang tidak mudah dalam pengimplementasian TQM. Kesulitan ini disebabkan oleh karena ukuran produktivitasnya tidak sekedar bersifat kuantitatif, misalnya hanya dari jumlah lokal dan gedung jurusan atau laboratorium yang berhasil dibangun, tetapi juga berkenaan dengan aspek kualitas yang menyangkut manfaat dan kemampuan memanfaatkannya.

Demikian juga jumlah lulusan yang dapat diukur secara kuantitatif, sedang kualitasnya sulit untuk ditetapkan kualifikasinya. Sehubungan dengan itu di lingkungan organisasi bidang pendidikan yang bersifat non profit, menurut Hadari Nawari (2005:47) ukuran produktivitas organisasi bidang pendidikan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Produktivitas Internal, berupa hasil yang dapat diukur secara kuantitatif, seperti jumlah atau prosentase lulusan jurusan, atau jumlah gedung dan lokal yang dibangun sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
2. Produktivitas Eksternal, berupa hasil yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, karena bersifat kualitatif yang hanya dapat diketahui setelah melewati tenggang waktu tertentu yang cukup lama.

Masih menurut Hadari Nawawi (2005:47), bagi organisasi pendidikan, adaptasi manajemen mutu terpadu dapat dikatakan sukses, jika menunjukkan gejala–gejala sebagai berikut :
1. Tingkat konsistensi produk dalam memberikan pelayanan umum dan pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan peningkatan kualitas SDM terus meningkat.
2. Kekeliruan dalam bekerja yang berdampak menimbulkan ketidakpuasan dan komplain masyarakat yang dilayani semakin berkurang.
3. Disiplin waktu dan disiplin kerja semakin meningkat.
4. Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali dan tidak berkurang/hilang tanpa diketahui sebab-sebabnya.
5. Kontrol berlangsung efektif terutama dari atasan langsung melalui pengawasan melekat, sehingga mampu menghemat pembiayaan, mencegah penyimpangan dalam pemberian pelayanan umum dan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
6. Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah.
7. Peningkatan ketrampilan dan keahlian bekerja terus dilaksanakan sehingga metode atau cara bekerja selalu mampu mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai cara bekerja yang paling efektif, efisien dan produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan umum terus meningkat.

Berkenaan dengan kualitas dalam pengimplementasian TQM, Wayne F. Cassio dalam bukunya Hadari Nawawi mengatakan, “Quality is the extent to which product and service conform to customer requirement”. Di samping itu Cassio juga mengutip pengertian kualitas dari The Federal Quality Institute yang menyatakan “quality as meeting the customer’s requiremet the first time and every time, where costumers can be internal as wellas external to the organization”.

Senada dengan itu Goetsh dan Davis seperti yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1996) yang mengatakan, “kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. Dilihat dari pengertian kualitas yang terakhir seperti tersebut di atas, berarti kualitas di lingkungan organisasi profit ditentukan oleh pihak luar di luar organisasi yang disebut konsumen, yang selain berbeda-beda, juga selalu berubah dan berkembang secara dinamis.
Manajemen Mutu Terpadu di lingkungan suatu organisasi non profit termasuk pendidikan tidak mungkin diwujudkan jika tidak didukung dengan tersedianya sumber – sumber untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil yang akan dicapai. Di lingkungan organisasi yang kondisinyan sehat, terdapat berbagai sumber kualitas yang dapat mendukung pengimplementasian TQM secara maksimal.

Menurut Hadari Nawawi (2005:138–141), beberapa di antara sumber–sumber kualitas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Komitmen Pucuk Pimpinan terhadap kualitas
Komitmen ini sangat penting karena berpengaruh langsung pada setiap pembuatan keputusan dan kebijakan, pemilihan dan pelaksanaan program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan kontrol. Tanpa komitmen ini tidak mungkin diciptakan dan dikembangkan pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen yang berorentasi pada kualitas produk dan pelayanan umum.

2. Sistem Informasi Manajemen
Sumber ini sangat penting karena usaha mengimplementasikan semua fungsi manajemen yang berkualitas, sangat tergantung pada ketersediaan informasi dan data yang akurat, cukup/lengkap dan terjamin kekiniannya sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas pokok organiasi.

3. Sumberdaya Manusia yang Potensial
SDM di lingkungan jurusan sebagai aset bersifat kuantitatif dalam arti dapat dihitung jumlahnya. Disamping itu SDM juga merupakan potensi yang berkewajiban melaksanakan tugas pokok organisasi (jurusan) untuk mewujudkan eksistensinya. Kualitas pelaksanaan tugas pokok sangat ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh SDM, baik yang telah diwujudkan dalam prestasi kerja maupun yang masih bersifat potensial dan dapat dikembangkan.

4. Keterlibatan semua Fungsi
Semua fungsi dalam organisasi sebagai sumber kualitas, sama pentingnya satu dengan yang lainnnya, yang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu semua fungsi harus dilibatkan secara maksimal, sehingga saling menunjang satu dengan yang lainnya.

5. Filsafat Perbaikan Kualitas secara Berkesinambungan
Sumber-sumber kualitas yang ada bersifat sangat mendasar, karena tergantung pada kondisi pucuk pimpinan, yang selalu menghadapi kemungkinan dipindahkan, atau dapat memohon untuk dipindahkan. Sehubungan dengan itu, realiasi TQM tidak boleh digantungkan pada individu pimpinan jurusan sebagai sumber kualitas, karena sikap dan perilaku individu terhadap kualitas dapat berbeda. Dengan kata lain sumber kualitas ini harus ditransformasikan pada filsafat kualitas yang berkesinambungan dalam merealisasikan TQM.
Semua sumber kualitas di lingkungan organisasi pendidikan dapat dilihat manifestasinya melalui dimensi – dimensi kualitas yang harus direalisasikan oleh pucuk pimpinan bekerja sama dengan warga sekolah/perguruan tinggi yang ada dalam lingkungan tersebut.

Menurut Hadari Nawawi (2005:141), dimensi kualitas yang dimaksud adalah:
1. Dimensi Kerja Organisasi
Kinerja dalam arti unjuk perilaku dalam bekerja yang positif, merupakan gambaran konkrit dari kemampuan mendayagunakan sumber – sumber kualitas, yang berdampak pada keberhasilan mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi organisasi (jurusan).
2. Iklim Kerja
Penggunaan sumber-sumber kualitas secara intensif akan menghasilkan iklim kerja yang kondusif di lingkungan organisasi. Di dalam iklim kerja yang diwarnai kebersamaan akan terwujud kerjasama yang efektif melalui kerja di dalam tim kerja, yang saling menghargai dan menghormati pendapat, kreativitas, inisiatif dan inovasi untuk selalu meningkatkan kualitas.
3. Nilai Tambah
Pendayagunaan sumber-sumber kualitas secara efektif dan efisien akan memberikan nilai tambah atau keistimewaan tambahan sebagai pelengkap dalam melaksanakan tugas pokok dan hasil yang dicapai oleh organisasi. Nilai tambah ini secara kongkrit terlihat pada rasa puas dan berkurang atau hilangnya keluhan pihak yang dilayani (siswa/mahasiswa).
4. Kesesuaian dengan Spesifikasi
Pendayagunaan sumber–sumber kualitas secara efektif dan efisien bermanifestasi pada kemampuan personil untuk menyesuaikan proses pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya dengan karakteristik operasional dan standar hasilnya berdasarkan ukuran kualitas yang disepakati.
5. Kualitas Pelayanan dan Daya Tahan Hasil Pembangunan
Dampak lain yang dapat diamati dari pendayagunaan sumber–sumber kualitas yang efektif dan efisien terlihat pada peningkatan kualitas dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada siswa.
6. Persepsi Masyarakat
Pendayagunaan sumber–sumber kualitas yang sukses di lingkungan organisasi pendidikan dapat diketahui dari persepsi masyarakat (brand image) dalam bentuk citra dan reputasi yang positip mengenai kualitas lulusan baik yang terserap oleh lembaga pendidikan yang lebih tinggi

Informasi Online dalam Dunia Riset dan Pendidikan1 Abstrak

Informasi Online dalam

Dunia Riset dan Pendidikan1

Abstrak

Informasi dan ilmu pengetahuan sampai pada kita lewat berbagai jalan. Pada zaman dahulu, papirus,batu tulis, tulang dan buku menjadi media utama tersampainya ilmu pengetahuan. Seiring dengan majunya teknologi, dewasa ini informasi mengalami perubahan format ke dalam bentuk digital. Ide yang dimuat dalam kertas mulai tergantikan menjadi versi elektronik. Kita memasuki era paperless.

Perubahan format ini membuka peluang besar bagi kemudahan akses informasi, apalagi dengan

membuatnya dapat diakses secara online. Dengan bermodal komputer, dewasa ini kita dapat

menjelajahi dunia cyber, yang kaya akan informasi. Berbagai penelitian berkesimpulan bahwa proses meng-online-kan informasi ini merupakan salah satu faktor penting yang mendorong pesatnya pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1. Pendahuluan

Internet pada awalnya dikembangkan oleh AS sekitar tahun 1970, dan semula

dipergunakan terbatas untuk keperluan militer. Tiga dasa warsa berlalu. Dewasa ini di

negara maju, internet hampir menjadi kebutuhan primer.

Layanan yang ditawarkan internet pun semakin lengkap, komunikatif dan memanjakan konsumen. Teknologi ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) yang populer beberapa tahun belakangan ini membuat internet menjadi barang yang tidak asing lagi di rumah-rumah, dan semakin banyak masyarakat yang dapat menikmati akses internet 24 jam.

Pada masa awal, pemakaian internet hanya terbatas untuk berkirim electronic mail.

WWW (World Wide Web) mulai populer digunakan sekitar awal tahun 90-an, dengan

memakai berbagai web browser seperti Netscape, Internet Explorer, dsb. Seiring dengan perkembangan hardware maupun software yang pesat, materi yang disampaikan lewat web pun mengalami perkembangan. Materi yang dimuat tidak terbatas berupa teks,1 Disampaikan pada seminar “Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Pendidikan dan Bisnis”.

Melainkan gambar, suara, video, streaming, hingga yang bersifat interaktif, seperti

chatting, video conference dsb. Hal ini dimungkinkan oleh kemajuan teknologi di

bidang hardware dan software. Sebagaimana yang diramalkan oleh Gordon Moore

(Moore’s Law), bahwa kemampuan komputer akan berlipat dua kali setiap 18 bulan.

Dapat dikatakan, informasi yang sampai kepada kita mengalami beberapa kali

perubahan format. Informasi dan ilmu pengetahuan yang semula didokumentasikan

pada papirus, tulisan pada batu, buku, dewasa ini telah banyak yang ditransfer ke dalam bentuk digital. Tulisan ilmiah, skripsi, telah umum disimpan dalam format elektronik(misalnya format Word, PDF, dsb.), pada disket, CD ROM atau pun DVD.

Karena bentuknya tipis, ringan, sangat mudah bagi kita untuk membawa informasi itu

kemana-mana.

Selanjutnya kemajuan yang dicapai oleh teknologi internet membuat

informasi tersebut dapat ditampilkan di web, atau dikirim lewat email, sehingga dapat

diakses dari berbagai penjuru dunia. Syaratnya hanya satu: asal tersambung ke dunia

cyber.

Dengan demikian, alur penyampaian ilmu pengetahuan dewasa ini melewati beberapa

tahap : 1) mengubah format-nya dari buku ke dalam bentuk digital 2) mengirimkannya dalam bentuk “bit”, deretan kode “0” dan “1”, lewat koneksi internet kepada berbagai pihak, yang mungkin berada di manca negara. Kata kunci bagian akhir proses ini adalah "online", yaitu tampilnya suatu informasi di dunia cyber, yang pada akhirnya turutmemberikan akselerasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Makalah ini akan membahas kontribusi signifikan informasi online terhadap dunia

pendidikan dan penelitian. Pada bagian ke 2, akan dibahas proses perubahan informasi ke arah digital, dan dilanjutkan dengan proses meng-online-kan informasi digital tersebut, yang akan dibahas pada bagian ke-3.

Pada bagian berikutnya, akan dibahas pengaruh signifikan pada dunia pendidikan dan penelitian yang dipacu oleh terbuka lebarnya akses informasi. Setelah membahas beberapa masalah yang dihadapi, bagian terakhir merangkum point-point penting dalam makalah ini.

2. Informasi pada era digital

Dewasa ini hampir seluruh aspek kehidupan kita tersentuh oleh digital. Berbeda dengan informasi analog yang sifatnya kontinyu, informasi digital dicirikan dari representasinya3 dalam bentuk diskontinyu.

Contoh yang paling mudah perubahan dari analog menjadi digital adalah jam. Jam analog memiliki jarum yang berputar secara kontinyu, dapat menunjukkan waktu pada resolusi berapa pun.

Sedangkan jam digital hanya mampu menunjukkan waktu-waktu pada ketelitian terbatas, misalnya pada satuan detik. Lagu dan film yang dahulunya diabadikan dalam piring hitam atau pita kaset, dewasa ini lazim disimpan dalam bentuk digital pada media CD atau DVD. Informasi digital hampir tidak dapat terlepas lagi dari kehidupan kita sehari-hari [1].

Sebagaimana contoh di atas, dewasa ini buku, data observasi dan dokumentasi penelitian juga telah lazim ditransfer ke dalam bentuk digital.

Keuntungan informasi disajikan dalam bentuk digital antara lain sbb.

1. Kompresi data

Ini adalah kelebihan terbesar dari bentuk digital. Sebuah CD ROM yang

kapasitasnya 700 MB dapat memuat buku dengan ketebalan lebih dari 4 ribu

halaman. Dapat dibayangkan berapa besar tempat yang dapat dihemat oleh sebuah

perpustakaan, apabila literatur nya berupa file elektronik.

Contoh lain: portable harddisk Logitec LHD-PBA20U2 berukuran 7.6 x 1.5 x 13 cm,

berat sekitar 180 gram, kapasitas sekitar 20GB. Harddisk sebesar telapak tangan ini

dapat memuat buku lebih dari 100 ribu halaman dalam format pdf, atau kira-kira

sama dengan 151 jilid kamus bahasa Inggris-Indonesia, tiap jilid setebal 660

halaman, total berat 151 kg, yang kalau disusun berjajar membutuhkan ruang

sepanjang 6m.

2. Portabilitas

Data yang telah dikompresi akan berukuran jauh lebih kecil daripada aslinya. Akan

lebih ringan dan lebih mudah membawa sebuah CD ROM daripada membawa

informasi dalam bentuk buku.

Pada ilustrasi di atas lebih mudah untuk membawa hard disk portable Logitec yang beratnya hanya 180 gram dan bisa dimasukkan ke saku, padahal isinya sama dengan buku dalam 1 almari di perpustakaan. . Mudah untuk di-edit, diolah dan ditransfer ke media lain

Di masa lampau kita memerlukan penghapus, stypo, tip ex, untuk melakukan

koreksi tulisan. Jika tulisan berada dalam format elektronik, kita akan sangat mudah

melakukan koreksi, menambahkan baris, mengatur lay out tulisan.

Proses transfer pun menjadi lebih mudah. Jika dahulu kita harus memakai mesin

fotocopy untuk membuat salinan suatu artikel atau buku, saat ini kita telah terbiasa

mengcopy dokumen dalam bentuk file elektronik ke dalam disket, atau ke dalam

harddisk komputer.

3. Dari Offline menuju Online

Berbagai macam kelebihan dapat kita peroleh jika informasi disajikan berupa digital.

Buku yang berjilid-jilid dapat disimpan dalam bentuk file yang cukup dimuat dalam

sekeping CD ROM.

Proseding seminar yang dulu biasa dibagikan dalam bentuk cetak

dan beratnya kadang bisa sekitar 5 kg, saat ini lebih populer dibagikan dalam bentuk

CDROM. Akan tetapi informasi seperti ini masih tersedia dalam bentuk offline, yaitu

tidak terkoneksikan ke internet.

Kalau ada kolega kita di kota lain yang memerlukan data tersebut, mau tidak mau kita harus memakai jasa pos untuk mengirim CDROM tersebut. Tidakkah ada jalan lain yang lebih mudah untuk mentransmisikan informasi tersebut ?

Sebagaimana dijelaskan, kelebihan informasi digital adalah “kompresi” dan kemudahan untuk ditransfer ke media elektronik lain. Kelebihan ini dimanfaatkan secara optimal oleh teknologi internet, misalnya dengan menaruhnya ke suatu website atau umumnya disebut dengan meng-upload. Cara seperti ini disebut membuatnya online di dunia cyber.

Pengiriman informasi dalam CD ROM yang tadinya harus dikirimkan lewat pos,

sekarang telah dapat dilakukan secara elektronik, sehingga jauh lebih cepat. Buku yang berada di perpustakaan di Jepang, apabila dibuat dalam bentuk digital dan ditaruh di harddisk komputer yang tersambung internet, dapat langsung dinikmati oleh pelajar dan masyarakat di Indonesia. Saat saya masih mahasiswa, apabila membutuhkan suatu artikel ilmiah yang ditulis oleh professor di AS, perlu memesan ke perpustakaan dan harus menunggu, kadang berminggu-minggu, sampai artikel tersebut dapat diperoleh.

Saat ini proses mencari literatur menjadi jauh lebih mudah. Kita cukup online ke

internet, dan mendownload file tersebut dari situs yang menyediakan artikel yang

dimaksud. Kadang-kadang penulis artikel itu menaruh artikel di websitenya, agar

mudah diakses oleh peneliti lain.

Dengan kata lain, cara mengirimkan CDROM lewat pos adalah konvensional, yaitu

memindahkan “atom” dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan cara kedua dengan

mengonlinekan isi CDROM tersebut di internet, berarti mentransmisikan informasi

berupa bit dari satu terminal komputer ke yang lain.

Secepat-cepatnya kita mengirim barang, misalnya dengan Fedex atau EMS, dari Jepang ke Indonesia memerlukan waktu sekitar tiga hari. Akan tetapi proses transmisi bit pada koneksi internet jauh lebih cepat.

Dari Indonesia kita dapat mendownload suatu file di perpustakaan digital di Amerika

hanya dalam satuan detik.Dapat disimpulkan bahwa meng-online-kan suatu informasi berarti melakukan potong kompas terhadap jarak dan waktu: dua buah dimensi yang selama ini sangat membatasi aktivitas manusia. Informasi online membuat akses semakin luas, dan transfer informasi semakin cepat dan akurat.

4. Akses informasi online dalam dunia penelitian dan pendidikan

Komunitas akademik dewasa ini telah terbiasa melakukan komunikasi lewat internet.

Diskusi, pengiriman artikel, pemesanan buku, pengiriman data observasi, dan berbagai aktifitas lain dapat dilakukan dari sebuah PC yang terkoneksikan ke internet.

Akses informasi yang dapat dilakukan kapan saja, siapa saja, di mana saja ini, telah

memberikan kontribusi signifikan terhadap berkembangnya ilmu pengetahuan.

Perpustakaan merupakan sumber literatur utama bagi seorang peneliti untuk mengikuti perkembangan bidang yang ditekuninya.

Sebagian besar waktu dihabiskan untuk membaca journal ilmiah, laporan penelitian, prosiding seminar, yang tersedia dalam bentuk buku, disimpan di perpustakaan. Hal yang paling sulit adalah bagaimanamemilih informasi yang diperlukan di antara ribuan atau jutaan halaman yang tersedia, padahal waktu yang ada sangat terbatas.

Masalah ini dapat dipecahkan apabila journal, laporan, buku dan informasi lain yang

dicari tersebut berada dalam format elektronik (misalnya format PDF, Word, postscript dsb.), sehingga dapat diakses online melalui internet. Misalnya situs journal IEEE(http://www.ieee.org), PubMed, dll. Dengan adanya sumber online, peneliti lebih mudah mencari literatur dan informasi terbaru dalam bidangnya.

Ada layanan yang mempermudah memilih informasi online yang diperlukan, yaitu

searching engine di internet. Yang sangat populer adalah http://google.com dan

http://yahoo.com. Situs searching engine lain seperti http://vivisimo.com memiliki

kelebihan, dengan mengelompokkan hasil searching ke dalam beberapa group (cluster), menurut kata kunci pada situs tersebut. Tersedianya informasi di internet dan semakin canggihnya alat pencari membuat peneliti menjadi lebih cepat dalam mencari informasi yang diperlukannya.

Apakah efek kemudahan mendapatkan informasi di intenet ? Salah satu penelitian

menarik dilakukan oleh Steve Lawrence, yang dimuat di journal penelitian terkemuka

Nature [2] memberikan kesimpulan bahwa frekuensi rujukan terhadap artikel yang

dimuat online (ditampilkan di internet), ternyata lebih banyak daripada artikel yang

dimuat secara offline (tidak ditampilkan di internet).

Lawrence mengamati sekitar 120 ribu artikel ilmiah di bidang komputer, yang dipublikasikan dari tahun 1989 sampai 2000. Data menunjukkan bahwa artikel yang ditampilkan secara online rata-rata 7.03 kali dijadikan rujukan oleh penelitian lain, sedangkan artikel offline hanya sekitar 2.74.

Fakta ini membuat Lawrence berkesimpulan, bahwa peningkatan kemampuan akses

terhadap suatu paper meningkatkan kesempatan bagi peneliti lain untuk menemukan

informasi yang diperlukan. Hal ini akan berdampak nyata pada berkembangnya suatu

disiplin ilmu.

Contoh lain adalah tersedianya data hasil observasi di internet agar dapat dimiliki

bersama. Misalnya sebagaimana yang lazim dilakukan dalam bidang bioinformatika.

Bioinformatika merupakan bidang baru yang merupakan perkawinan antara biologi dan teknologi informasi. Dalam hal ini, istilah “teknologi informasi” tidak terbatas pada internet saja, melainkan pada proses pengolahan informasi secara umum.

Dengan demikian aspek teknologi informasi dalam bioinformatika melibatkan juga teknologi database, pattern recognition, softcomputing, expert system, kecerdasan buatan, dsb.

Dewasa ini, seiring dengan selesainya Human Genome Project, susunan DNA tubuh

manusia telah dapat dipetakan. Dalam era post genome project ini minat penelitian

ditujukan untuk menemukan fungsi dari gen pada tubuh manusia, dan aplikasinya pada

dunia medis. Misalnya pemilihan terapi penyakit yang tepat bagi individu, yang sering disebut dengan tailormade medicine. Artikel ilmiah maupun data yang dipakai dalam penelitian tsb. umumnya tersedia secara online, dan dapat diakses oleh peneliti yang lain.

Dengan demikian terbuka kesempatan bagi anggota komunitas bioinformatika yang lain untuk membahas dan menganalisa data sesuai dengan spesialisasi masing-masing. Hal ini turut mendorong ditemukannya metoda-metoda komputasi baru yang menjadi

feedback positif bagi peneliti tersebut.

Dari contoh-contoh di atas dapat dirangkumkan bahwa usaha meng-online-kan

informasi memiliki beberapa manfaat penting, antara lain:

1. Artikel ilmiah yang dimuat secara online, memiliki potensi akses yang lebih besar

dan lebih sering dipakai sebagai rujukan

2. Semakin luasnya kesempatan akses pada suatu informasi, pada gilirannya dapat

memberikan feedback positif bagi pemilik awal informasi tersebut

3. Data dan informasi yang dimuat secara online dapat membantu akselerasi

perkembangan suatu cabang ilmu pengetahuan baru.

5. Usaha yang dilakukan oleh komunitas TI Indonesia

Usaha meng-online-kan informasi penelitian ini tidak hanya dilakukan oleh negara maju. Komunitas TI Indonesia tidak ketinggalan dalam memanfaatkan teknologi internet untuk meng-online-kan informasi dalam dunia penelitian. Beberapa usaha yang telah dilakukan antara lain:

1. Edukasi online

Aktifitas yang sering disebut dengan e-learning ini memanfaatkan internet sebagai

wahana belajar mengajar. Beberapa di antaranya adalah situs berita iptek

(http://beritaiptek.com) yang memuat berita ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

bahasa Indonesia, situs ilmukomputer.com yang mendapat penghargaan

internasional WSIS award dari PBB, dan situs-situs lain yang belakangan ini

semakin menjamur.

2. Digital Library

Salah satu contoh adalah http://www.greendigitalpress.com. Usaha ini dirintis oleh

Arief Budi Witarto dan Romi Satria Wahono, keduanya peneliti di LIPI. Ide awal

proyek ini berasal dari keinginan mewujudkan perpustakaan digital Indonesia, yang

dapat diakses online di internet.

Contoh dari situs serupa di dunia adalah situs PubMed (http://www.pubmed.com) di bidang biomedik, atau situs CiteSeer.IST (http://citeseer.ist.psu.edu) di bidang komputer, yang menyediakan ribuan artikel ilmiah dalam format elektronik (format PDF) kontribusi dari seluruh dunia. Situs digital library Indonesia ini memuat abstrak publikasi khusus di Indonesia (paper & paten). Hal ini akan memberikan kemudahan akses bagi peneliti lain dan mempercepat proses komunikasi komunitas ilmiah Indonesia.

3. Diskusi ilmiah lewat mailing list (disingkat milis)

Mailing list adalah forum diskusi yang berlangsung lewat electronic mail. Beberapa

komunitas ilmiah seperti IECI (Indonesian Society on Electrical, Electronics,

Comunication & Information), HFI (Himpunan Fisika Indonesia),

Biotek-indonesia.net telah memiliki forum diskusi sendiri. Pada milis yang aktif,

secara reguler diadakan seminar online. Salah satu peserta mempresentasikan

penelitiannya, dan peserta yang lain mengajukan pertanyaan atau memberikan

masukan, lewat email. Selain presentasi penelitian, konsultasi masalah, kegiatan lain

misalnya resensi paper penelitian yang terbaru.

6. Masalah yang timbul saat meng-online-kan informasi

Semakin banyaknya informasi tersedia secara online, memberikan efek positif bagi

kegiatan bisnis, pendidikan dan penelitian. Namun hal ini tidak terlepas dari berbagai

kendala yang perlu diwaspadai oleh pengguna internet.

1. Sekuriti

Masalah utama pemakai internet adalah sekuriti. Serangan virus, spamming mail

merupakan ancaman pertama begitu kita online di internet. Virus dapat menghapus

data di hard disk, merusak file penelitian dan mencuri informasi pribadi.

2. Hak cipta

Tulisan ilmiah yang dibuat online seringkali dijiplak oleh pihak lain tanpa seijin

pemiliknya. Kalimat-kalimat pada suatu artikel dikutip tanpa menyebutkan referensi

asalnya. Ada juga pihak tak bertanggung jawab yang memakai material di internet,

tapi menghapus nama pengarangnya, atau sumber asli artikel tersebut. Seolah-olah

artikel itu adalah karyanya sendiri. Hal-hal ini dapat dikategorikan kejahatan

intelektual, dan merugikan penulis asli tulisan tersebut.

3. Kendala teknis untuk artikel yang hanya tersedia versi cetak

Tidak semua journal tersedia dalam bentuk elektronik. Terutama untuk artikel yang

diterbitkan sebelum tahun 1990, seringkali hanya tersedia versi cetak. Misalnya

journal ilmiah IEEE Trans.

On Pattern Analysis and Machine Intelligence (PAMI), kalau dilihat di situs http://www.computer.org/tpami hanya menyediakan versi elektronik mulai tahun 1988. Artikel-artikel yang sudah tua juga masih tersedia dalam wujud “atom”, yaitu berupa kertas. Tapi dewasa ini, sudah banyak dijual scanner yang mampu men-scan satu halaman dokumen dalam waktu kurang dari 1 detik, dan langsung dikonversikan ke format PDF. Misalnya “ScanSnap” produk

Fujitsu, yang sudah termasuk di dalamnya software Adobe Acrobat untuk

mengkonversikan hasil scan ke dalam format PDF.

Selain masalah tersebut masih banyak hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam

meng-online-kan informasi. Resiko memang ada. Tapi hal itu memang harus kita lewatiuntuk mencapai kemajuan. No risk, No gain.

7. Kesimpulan

Makalah ini membahas mengenai pengaruh positif dari informasi online. Berbagai

penelitian menunjukkan adanya kontribusi signifikan dari informasi online terhadap

akselerasi penelitian iptek.

Hal ini ditunjukkan antara lain oleh tingginya frekuensi rujukan paper ilmiah online dibandingkan paper yang tidak dapat diakses online, cepatnya perkembangan bidang bioinformatika yang memanfaatkan internet secara optimal untuk bertukar data dan hasil observasi. Walaupun pada pelaksanaannya masih ada kelemahan dan kendala dalam hal sekuriti, hak cipta dll. tetapi proses meng-online-kan informasi ini merupakan etape yang harus kita lalui untuk memajukan pendidikan dan riset di Indonesia.

Referensi

[1] Nicholas Negroponte, Being Digital, Random House (1996)

[2] Steve Lawrence, “Online or Invisible”, Nature, Vol.411, No.6837, pp.5221, 2001

versi online dapat diakses di http://citeseer.ist.psu.edu/online-nature01/

Anto Satriyo Nugroho

Alumni SMAN 1 Surakarta th.1989. Anggota tim IMO

XXX di Braunscweig, Jerman, 1989. Pendidikan S1

(B.Eng), S2 (M.Eng) dan S3 (Dr.Eng) diselesaikan pada

tahun 1995, 2000 dan 2003, di Dept. of Electrical &

Computer Engineering, Nagoya Institute of Technology,

Japan, atas beasiswa STMDP-II dan Monbukagakusho.

Bekerja di Pusat Pengkajian & Penerapan Teknologi

Informasi & Elektronika (P3TIE), BPP Teknologi, Jakarta. Saat ini ditugaskan ke

Jepang untuk kerjasama penelitian, dan berstatus sebagai visiting professor pada School

of Life System Science & Technology, Chukyo University, Japan. Tema penelitian yang

dilakukan saat ini adalah analisa informasi dimensi tinggi dan aplikasinya pada

bioinformatika. Anggota organisasi ilmiah IEEE, IEICE, IECI, ISTECS, ISCB, IPSJ dan

JSBI.

TUGAS FILSAFAT ILMU

TUGAS FILSAFAT ILMU


Manusia mempunyai tujuan tertentu yang lebih tinggi

dari

sekedar kelangsungan hidupnya

pengembangan pengetahuan

Manusia dapat mengembangkan pengetahuan

karena :

6.Mempunyai kemampuan bahasa komunikasi

jalan pikiran

7.Mempunyai kemampuan berfikir menurut suatu alur

kerangka berfikir tertentu

Manusia selain dapat berfikir juga dapat merasa dan

mengindera

Penalaran

Merupakan suatu proses berfikir dalam menarik

kesimpulan yang berupa pengetahuan

kegiatan berfikir dan bukan dengan perasaan

kegiatan berfikir yang mempunyai karakteristik

tertentu dalam menemukan kebenaran

• Ciri-ciri penalaran

1. proses berfikir logis

2. bersifat analitik

analisis merupakan kegiatan berfikir berdasarkan

langkah-langkah tertentu

Cara berfikir yang tidak bersifat logis dan analitik

bukan termasuk penalaran, misal : intuisi

Perasaan

Tidak berdasarkan penalaran

- berfikir intuitif

Pengetahuan

Sebagai hasil berfikir aktif untuk menemukan

kebenaran.

Kebenaran bisa didapat pula secara pasif

Pengetahuan : - yang bersumber pada rasio atau fakta

Rasionalisme yang bersumber pada pengalaman

Penalaran ilmiah pada dasarnya merupakan gabungan

penalaran deduktif dan induktif

Rasionalisme empirisme

Induktif : ditarik kesimpulan yang bersifat umum dari

berbagai kasus individual

Contoh : kambing mempunyai mata, gajah mempunyai mata demikian pula kucing, singa, dll.

Jadi semua binatang mempunyai mata

Keuntungan : - ekonomis

Deduktif : dari pernyataan yang bersifat umum

Ditarik kesimpulan yang bersifat khusus ( premis mayor, premis minor )

Contoh : Semua mahluk mempunyai mata ( premis mayor )

Si Polan adalah seorang mahluk ( premis minor ) Jadi si Polan mempunyai mata ( kesimpulan ) tidak ada pengetahuan baru

Sumber pengetahuan

Hamlet :

Ragukan bahwa bintang-bintang itu api

Ragukan bahwa matahari itu bergerak

Ragukan bahwa kebenaran itu dusta

Tapi jangan ragukan cintaku

Kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu

Rasionalisme : berdasarkan ide ( idealisme ) yang

Bukan ciptaan manusia, bersifat subyektif,

dengan

metode deduktif

Empiris : berdasarkan pengalaman kongkrit, dengan metode

Einstein : Metode induktif tak akan memungkinkan berkembangnya konsep dasar suatu ilmu

Cara lain adalah intuisi atau “wahyu”

- tanpa melalui proses penalaran tertentu

- sangat bersifat personal

Kriteria kebenaran

Teori koherensi : pernyataan dan kesimpulan yang ditarik

konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan terdahulu yang telah

dianggap benar

Contoh : 3 + 4 = 7, 5 + 2 = 7, 6 + 1 = 7

* Semua manusia akan mati

Si Polan adalah seorang manusia

Si Polan pasti akan mati

Teori korespondensi ( Bertrand Russell )

Pernyataan benar kalau materi yang dikandung

pernyataan itu berhubungan dengan obyek yang dituju

Contoh : Ibu kota Indonesia ialah Jakarta

Penalaran teoritis berdasarkan logika deduktif

menggunakan teori koherensi sedangkan proses

pembuktian secara empiris menggunakan teori

korespondensi

Teori pragmatis ( Charles S. Pierce ) Kebenaran diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis

Contoh : Teori X dalam pendidikan Dengan teori X dikembangkan teknik Y dalam

meningkatkan kemampuan belajar. Bila secara ilmiah dapat dibuktikan benar maka teori X adalah benar

Teori pragmatis digunakan oleh ilmuwan dalam menentukan kebenaran ilmiah dilihat dalam perspektif waktu

Pemikiran filsafat

Bila kita ingin menilai suatu pernyataaan ilmiah benar atau salah tidak dapat dinilai oleh ilmu itu sendiri begitu pula penilaian terhadap moral

perlu filsafat filsafat ilmu Filsafat ilmu mengkaji misalnya pertanyaanpertanyaan

seperti ciri apa yang membedakan ilmu dengan pengetahuan yang lain, bagaimana cara menarik kesimpulan ilmiah secara benar, sarana apa

yang diperlukan dalam kegiatan berfikir ilmiah

Pengetahuan

- Merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu

- Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan di samping pengetahuan lain misalnya seni, agama, dll

- Tiap jenis pengetahuan “menjawab” jenis pertanyaan tertentu

- Metode ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar

Ciri-ciri spesifik pengetahuanmengenai

- apa (ontologi )

- bagaimana ( epistemologi )

- untuk apa ( aksiologi )

Pengetahuan ilmiah (ilmu) dapat dikatakan alat manusia untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Pemecahan tersebut pada dasarnya dengan

meramalkan dan mengontrol gejala alam. Meramalkan dan mengontrol gejala alam sudah lama dilakukan oleh manusia yang kemudian berkembang

menjadi pengetahuan berakar pada pengalaman berdasarkan akal sehat ( common sense ) serta didukung oleh metode mencoba-coba (trial and error )

Seni juga berkembang menjadi

• Seni terapan (applied arts) : mempunyai kegunaan langsung

• Seni halus ( fine arts ) : memperkaya spiritual Seni terapan tidak dapat menyumbangkan teori ilmiah seni terapan misalnya alat-alat tradisional

sulit berkembang tanpa landasan ilmu contoh : pengobatan kumis kucing untuk kencing batu adalah seni terapan tidak dapat dikembangkan

tanpa bantuan ilmu dan teknologi Akal sehat ( Randall & Buchler )

Pengetahuan yang diperoleh lewat pengalaman secara

Tidak sengaja yang bersifat sporadis dan kebetulan

- bersifat kebiasaan

- cenderung untuk bersifat kabur dan samar-samar

- lebih merupakan pengetahuan yang tidak teruji

Ilmu mempunyai dua peran ( Bertrand Russell )

1. Sebagai metafisika

2. Akal sehat yang terdidik

Pengembangan ilmu metode eksperimen

Metode ilmiah

- Merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu

- Merupakan gabungan dari rasionalisme dan empirisme

- Akar berfikir metode ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah :

1. perumusan masalah

2. perumusan kerangka berfikir

3. perumusan hipotesis

4. Pengujian hipotesis

5. penarikan kesimpulan

Metode ilmiah penting baik dalam proses penemuan pengetahuan lebih-lebih lagi dalam mengkomunikasikan penemuan ilmiah tersebut

kepada masyarakat ilmiah

Laporan penelitian ilmiah mempunyai sistimatika cara berfikir tertentu yang tercermin dalam format dan tekniknya.

Perbedaan utama dari metode ilmiah dibandingkan dengan metode penelitian lain adalah sifatnya yang sistematik dan eksplisit

Metode ilmiah pada dasarnya sama bagi semua disiplin keilmuan baik yang termasuk dalam ilmu-ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial kalaupun terdapat

pebedaan sekedar terletak pada aspek-aspek tekniknya dan bukan pada struktur berfikir atau aspek metodologis

Ilmu tidak bertujuan untuk mencari kebenaran absolut melainkan kebenaran yang bermanfaat bagi manusia dalam tahap perkembangan tertentu

Ilmu memandang kebenaran sebagai tujuan yang mungkin dapat dicapai namun tangkapan kita tidak sepenuhnya sampai

Ilmu adalah sekedar alat dan semuanya bergantung kapada kita apakah kita mempergunakan alat itu dengan baik atau tidak Kegiatan ilmuan pada jiwanya merupakan komitmen moral dan intelektual untuk mencoba mendekati kebenaran dengan cara yang sejujur-jujurnya

Hakekat Penalaran

 Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu

kesimpulan yang berupa pengetahuan

Ciri-ciri penalaran :

 Adanya suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika

 Sifat analitik : suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu

 Perasaan : penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran

contoh : intuisi

Sumber penalaran adalah rasio atau fakta

 Rasionalisme (rasio)

 sumber kebenaran yang mengembangkan paham

 Empirisme (fakta)

fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia yang merupakan sumber kebenaran Logika

 Induksi : cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual, keuntungannya :

 Bersifat ekonomis

 Dimungkinkan proses penalaran selanjutnya

 Deduktif : cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik

kesimpulan yang bersifat khusus, penarikan kesimpulan menggunakan silogismus

Sumber Pengetahuan De omnibus dubitandum! Ragukan segala sesuatu ! Desak Rene Descrates. Namun segala yang ada dalam hidup ini dimulai dengan sesuatu, bahkan juga Hamlet si peragu yang berseru kepada Ophelia

Kriteria Kebenaran

 Matematika adalah bentuk pengetahuan yang penyusunannya dilakukan

berdasarkan pembuktian dan berdasarkan teori koherensi

 Korespondensi adalah suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh penyataan tersebut

 Pragmatis adalah suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan

tersebut baersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kearah Pemikiran Filsafat

 Manusia mempunyai seperangkat pengetahuan yang bisa membedakan

sesuatu

 Filsafat meletakkan dasar-dasarsuatu pengetahuan

 pengetahuan yang membahas dasar-dasar ujud keilmuan Pengetahuan

 Segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu

 Khazanah kekayaan mental yang secara langsung atau tak langsung

turut memperkayakehidupan

 Mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana

(epistemologi) dan untuk apa (aksiologi) Ilmu mencoba menaksirkan gejala

alam dengan mencoba mencari penjelasan tentang berbagai kejadian

 Ilmu mempunyai 2 buah peranan : metafisika dan akal sehat yang

terdidik (educated common sense) Metode Ilmiah

 Prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu

 Pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah

Epistemologi : pembahasan mengenai bagaimana kita mendapatkan

Pengtahuan Dengan menguasai hakekat ilmu dan agama secara baik yang bersifat saling melengkapi.

 Agama memberikan landasan moral bagi aksiologi kelilmuan

 Ilmu akan memperdalam keyakinan Beragama

Langkah-langkah Metode

Ilmiah

1. Perumusan masalah

2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis

3. Perumusan hipotesis

4. Pengujian hipotesis

5. Penarikan kesimpulan

Ilmu memandang kebenaran sebagai tujuan yang mungkin dapat dicapai

namun tak pernah sepenuhnya yang kapan kita itu sampai

JUDUL : PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS 2 SMP NEGERI 2 SAMARINDA

KERANGKA BERPIKIR

  1. Perbedaan hasil belajar fisika antara siswa yang mengikuti proses pembelajaran fisika menggunakan media model / alat praktikum dan OHP transparansi dengan

Yang menggunakan media papan tulis saja.

  1. Perbedaan hasil belajar fisika antara siswa bermotivasi belajar tinggi yang mengikuti proses pembelajaran fisika menggunakan media model/alat praktikum dan OHP transparansi dengan yang menggunakan media papan tulis saja

  1. Perbedaan hasil belajar fisika antara siswa bermotivasi belajar rendah yang mengikuti proses pembelajaran fisika menggunakan Media model/alat praktikum dan OHP tansparansi dengan yang menggunakan papan tulis saja

  1. Pengaruh interaksi antara pemilihan media pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika siswa kelas 2 SMP Negeri 2 Samarinda

Hipotesis penelitian:

  1. Secara keseluruhan hasil belajar fisika lebih baik bila digunakan media model/alat praktikum dan OHP transparansi daripada yang hanya menggunakan papan tulis saja

  1. Hasil belajar fisika siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik bila digunakan media/alat praktikum dan OHP transparansi daripada yang hanya menggunakan media papan tulis saja

  1. Hasil belajar fisika siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah lebih baik bila

Digunakan media model/alat praktikum dan OHP transparansi daripada yang hanya menggunakan papan tulis saja.

  1. Terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dengan menggunakan

Media model/alat praktikum dan OHP dengan motivasi belajar terhadap hasil

Belajar siswa.

Metode Penelitian:

Dalam analisis data dengan menggunakan :

  1. Verifikasi data yaitu mengadakan pengecekan kembali data yang diperoleh di lapangan.
  2. Uji Normalitas dengan menggunakan Program SPSS 11.00 for Window jika

L hitung lebih kecil L label data tersebut berdistribusi Normal.

3. Uji Homogenitas menggunakan uji Bartlelt Rumus Chi kuadrat Uji Bartlelt:

4. Uji Beda Prates

5. Analisa Anava dua jalur yaitu nilai F hitung lebih besar F tabel ( α =0,05)

6. Uji –t sebagai post hoc Anova Uji –t

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap

hipotesis dari pemasalahan yang mengenai analisis PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS 2 SMP NEGERI 2 SAMARINDA

yang telah dijelaskan pada BAB IV, maka dapat diambil

kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

    1. Secara keseluruhan hasil belajar fisika lebih baik bila digunakan media model/alat praktikum dan OHP transparansi daripada yang hanya menggunakan papan tulis saja
    2. Hasil belajar fisika siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi lebih baik bila digunakan media/alat praktikum dan OHP transparansi daripada yang hanya menggunakan media papan tulis saja

    1. Hasil belajar fisika siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah lebih baik bila

Digunakan media model/alat praktikum dan OHP transparansi

daripada yang hanya menggunakan papan tulis saja.

    1. Terdapat pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dengan menggunakan Media model/alat praktikum dan OHP dengan motivasi belajar terhadap Belajar siswa.